Aku dan Arsitektur

Menggambar memang salah satu hobiku sejak kecil dulu. Sebuah pensil dan buku pemberian Orang tuaku menjadi teman dekatku. Hingga pada saat ini masih menjadi hobiku bersama dengan bermain sepak bola.
Semakin besar , saya semakin mengenal yang namanya menggambar, walau sebenarnya saya tidak memiliki Pendidikan khusus untuk itu. Di jenjang SMA saja saya tidak pernah diajari menggambar Oleh guru kesenian saya. Hanyalah pengetahuan alami yang bersama saya hingga sekarang. Tamat dari jenjang Sekolah Menengah Atas (SMA), saya memiliki dua pilihan jurusan untuk melanjut pendidikan dan salah satunya Arsitektur.
Tapi saya lebih cenderung ke Arsitektur, dikarenakan hobi dan juga kekaguman saya terhadap bangunan-bangunan yang terpampang indah di sepanjang jalan Kota Medan. Keinginan saya pun  semakin menjadi nyata, dimana kedua orang tua saya mendukung rencana saya untuk menjadi seorang Arsitek.
Lapangan pekerjaan Arsitektur di Nias memang masih sangat minim sekali. Tapi saya berkata dalam diri saya kenapa harus disitu saja, dunia masih sangat luas. Untuk saat ini yang utamakan adalah kuliah dan bagaimana cara agar cepat selesai kuliah dan cita-cita cepat terkabulkan.
Disaat nanti  aku tamat, aku memilih dua pilihan, melanjutkan studi lagi atau langsung berkerja. Bila seandainya aku memilih berkerja, saya lebih cenderung ke bidang pemerintahan, seperti tata Kota dan juga menjadi seorang konsultan maupun seorang disainer. Bila saya juga memilih melanjutkan studi, saya sudah pasti akan mencoba menjadi seorang Dosen, walau Orang tua saya tidak menginginkan hal tersebut.
Tapi saya yakin tidaklah semuda yang kita bayangkan, dikarenakan sangat banyak saingan-saingan yang juga memiliki keinginan sama dengan saya sendiri tentunya.
Dalam menuju cita-cita menjadi seorang arsitek, tidaklah semudah yang kita bayangkan, banyak pendidikan yang akan kita jalani, hingga tugas-tugas menjadi teman setia kita.
Oleh sebab itu, kita harus pintar-pintar memotivasi diri kita masing-masing, apa lagi seperti saya yang jauh dari samping orang tua, hanya mendapat motivasi via telpon saja. Biarpun hanya begitu, tapi telah menjadi semangat yang luar biasa.
Dalam diri saya, saya paling tidak mau mengecewakan Orang tua, karena semua yang saya lakukan untuk membahagiakan mereka.

Dan tidak terlepas dari itu semua, yang berkuasa adalah Tuhan, maka sebelum itu semua , terlebih dahulu berserah kepadanya, karena dialah yang empunya segalanya. Maka yakinlah kebahagiaan akan diberikan kepada mereka yang yakin dan percaya.




Komentar

Postingan populer dari blog ini

Rencana Pos Satpam

Fungsionalisme dan Purisme dalam Arsitektur Modren Awal